Mencintai
Nonmanusia
Ciri-ciri yang
ditunjukkan oleh pemuda yang sedang patah hati adalah Depresi yang
berkepanjangan dan Keputusasaan yang membuat daya pikir yang tidak produktif,
daya Nalar yang mulai menurun dan semangat yang mengalami degradasi. Wajar
kekacauan mental tercipta dan sering kebodohan menjadi titik-titik yang sambung
menyambung menimbulkan persepsi yang idiot dan bagi sebagian orang adalah
sulitnya mengendalikan emosi pada masa keputusasaan ini.
Haruskah pada masa muda, percintaan menjadi suatu
Prioritas? Ataukah mencintai dengan mutlak adalah kesalahan pada masa muda ?
Pacaran Adalah Kegiatan yang sering mengganggu Konsentrasi pemuda dan pemudi
dalam dunia akademi namun tidak dapat disangkal bahwa itu juga termasuk dari
sifat normal dan waras dari pandangan ilmu Biologi, kebutuhan Manusia.
Melodramatis, yang sering diungkapkan dalam kata “lebay”
menjadi titik-titik kelemahan yang timbul dari relasi yang menciptakan ikatan antara satu manusia dengan
manusia lainnya yang disebut “pasangan”. Melo dan kemelo-meloan adalah sifat
tidak waras yang menunjukkan ciri kecanduan, tak ubahnya pesakitan yang selalu
menginginkan morfin untuk menyenangkan hasratnya.
Pacaran mendukung Biologis seorang manusia, tetapi
cenderung mengganggu Psikologis Manusia itu sendiri. Titik rawan yang beresiko
tinggi, acapkali menimbulkan efek ketidakwarasan. Relasi yang memicu munculnya
banyak konflik dan perbedaan paham hingga seribu satu kasus permasalahan, lalu
sifat ketergantungan baik antara satu maupun dengan yang lainnya menimbulkan
dilema dalam puncak konflik lalu merambat pada kemunafikan yang meningkatkan
kadar kenaifan dalam diri masing-masing pemuda-pemudi itu.
Relasi antara sesama manusia berlainan jenis memiliki
banyak resiko mental, namun ada juga yang bertahan dengan komunikasi dan
kesepemahaman yang baik. Lain hal dengan beberapa orang yang justru berakhir
dengan kelainan psikologis hingga masa akhir hidupnya. Mungkin saja pada masa
ini, timbulnya istilah “sex partner” adalah untuk menghindari dampak psikologis
yang disebabkan oleh hubungan dan ikatan Asrama yang terlalu serius, sehingga
beberapa orang menjalin relasi untuk kebutuhan biologis semata tanpa ada ikatan
cinta. Sifat itu lebih mengarah kepada sifat Hewani dan nonmanusiawi, tetapi
menjadi suatu alternatif yang dapat mengurangi beban Psikologi dari suatu
Relasi.
Mencintai Nonmanusia? Mungkin saja bagi beberapa orang
yang lebih takut terhadap permasalahan “perasaan” karena efek dan guncangan
jiwa yang mampu ditimbulkannya sehingga menganut Hubungan bebas yang menawarkan
kebutuhan bilogis yang menjadi tuntutan fisik selama tidak mengganggu mental
dan daya nalar. Untuk itulah mungkin dunia yang disebut “Prostitusi” memiliki
makna tersendiri dan fungsi yang dapat diperhitungkan bagi beberapa orang yang
membutuhkannya, disamping dunia Prostitusi difungsikan sebagai karya komersial
meskipun mengesampingkan beberapa nilai-nilai budaya dan norma.
Percintaan atau pacaran bagi sebagian orang adalah
anugerah, bagi sebagian orang yang lain adalah kutukan, tergantung dari
endingnya. Manusia cenderung stress dan depresi dalam menghadapi problema,
tetapi sistem relasi seperti percintaanlah yang cenderung menimbulkan
gejala-gejala yang paling kompleks apalagi dalam dunia masa muda. Semua adalah
pilihan, dan berjalan dalam proses sesuai cara menyikapinya. Jika cinta
memiliki resiko sedemikian besar kepada manusia, bukankah lebih baik mencintai
yang bukan manusia ?
Oleh : Chairil Sastra
No comments:
Post a Comment