Friday, December 16, 2016

Opini : Perayaan Natal Sebagai Ajang




Euforia Natal Masa Kini
 
          25 Desember adalah hari yang ditunggu oleh umat Kristiani di seluruh dunia. Euforia perayaan Kelahiran sang juruselamat mewarnai sepanjang Desember tidak lagi hanya ditanggal 25-26 Desember bahkan minggu-minggu Adven ataupun pada masa penantian dicampur-aduk dengan perayaan Natal. Akan Tetapi yang menjadi sorotan kita bukanlah mengenai tanggal dan bulan perayaan Natal ini tetapi apa yang menjadi nuansa-nuansa terkini dari perayaan-peraayan Natal yang selama ini kita ikuti, dan hadiri dan bahkan kita ikut berkarya di dalam perayaan Natal tersebut (Khususnya Umat Kristiani).
            Diawali dengan berbagai liturgi dalam ibadah, seperti liturgi Penciptaan, kejatuhan manusia ke dalam dosa, Kelahiran dll. Menjadi suatu hal yang umum dan ciri khas dari peraayaan Natal tersebut. Di setiap datangnya bulan Desember, permintaan pasar semakin naik dengan konsumsi masyarakat akan pakaian-pakaian Natal dan segala aksesorisnya baik itu untuk menghias diri sendiri, menghias rumah dan Aksesoris untuk menghias gereja. Pakaian-pakaian mahal, eksotis dan berkualitas dengan motif-motif kemerahan mewarnai Hari Natal dan membuatnya semakin meriah dengan hadirnya Petasan dan segala bentuk hal lainnya yang dapat menciptakan keramaian dan menggambarkan sukacita.
            Panitia-panitia perayaan Natal pun dibentuk semenjak oktober ataupun November, Proposal dijalankan dan pengutipan iuran diberlakukan kepada tiap-tiap mereka yang mau berpartisipasi didalamnya. Ketika dana terkumpul dan perayaan diadakan, dana digunakan untuk menyewa sound system dan segala lampu kerlap-kerlip, salam-salam untuk pengkhotbah dan juga untuk konsumsi. Natal berjalan dengan lancar, dan khotbah pun didengarkan dengan baik sehingga selepas ibadah mereka menyalakan segala macam petasan lalu berfoto dan selfie ria mengalahkan malam sunyi senyap menjadi malam yang riuh ramai.

            Natal menjadi ajang bagi beberapa orang, untuk tampil dan berkompetisi menunjukkan keahlian dan keterampilan berbusana, Natal juga menjadi ajang untuk menunjukkan bakat koreografer dan seni pementasan di panggung-panggung gereja. Natal juga menunjukkan bagaimana uang belanja dan hedonisme menyatu dengan segala tata cara ibadah gereja. Natal juga menjadi hiruk-pikuk yang menyibukkan pekerja dan menjadi lahan ekonomi yang strategis per tiap tahunnya.

            Pada suatu ketika, kurang lebih 2000 tahun yang lalu ketika Yesus dikatakan oleh Alkitab lahir dikandang domba yang hina, masa kini Yesus digambarkan lahir penuh dengan kemewahan dan kekayaan. Dan segala kesusahan yang ditanggung Yusuf dan Maria sebagai Orangtua digambarkan dengan peraga-peraga untuk menunjukkan betapa kolotnya 2000 tahun yang lalu dibandingkan dengan masa kini. Kita sudah dijaman modern saat ini, mari berpakaian moderat singkirkan kekolotan, nyalakan mercun ledakkan suaranya sebab Natal telah tiba.
            Ketika Desember telah tiba, tiba-tiba banyak orang Kristiani yang mendadak kaya. Banyak pemuda yang tiba-tiba rajin keluar masuk gereja dan menghapal koreo untuk pementasannya. Banyak anak-anak merengek meminta baju baru dan uang jajan tambahan untuk membeli petasan. Natal menjadi Nuansa Konser dan segala jenis hiruk-pikuk dan kebisingannya, meliputi seremoni panjang membosankan, khotbah hingga hiburan berbau dancer yang ditunggu-tunggu. Orang-orang Majus dari Timur 2000 tahun yang lalu hanya melihat Bintang Timur yang bersinar cerah di langit dan membawa emas, kemenyan dan mur sebagai persembahan. Desember ini terlalu banyak bintang, ada bintang diatas topi natal, ada bintang di pohon Natal dan ada bintangnya dalam setiap acara Natal, Tradisi Tukar Kado dan mengotori gereja dengan segala macam kotoran dari upacara Natal yang kudus dan agung.
            Generasi ini dan generasi mendatang, Natal akan selalu ada dan potensinya akan semakin besar dan meriah. Harapan penulis, kiranya kita memahami dan menyikapi Natal dengan persepsi terbaik dan semoga generasi mendatang tidak mengganti fungsi dari petasan menjadi bom Molotov. Yesus Kristus menyertai Umat Kristiani. Salam.

No comments:

Post a Comment