Tuesday, March 1, 2016

Sejarah Perkembangan Pendidikan Agama Kristen




SEJARAH PERKEMBANGAN PIKIRAN DAN PRAKTEK
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
(Mardaup J)

A.     Filsafat Ilmu dan Teologi, dan Pengertian PAK
            Filsafat berasal dari dua istilah Yunani yaitu “Philos” dan “Sophia” yang berarti “Cinta Kebijaksanaan” ,sebab karena kecintaan,keinginan atau kerinduannya maka orang berupaya mencari, menggali, dan merumuskan kebenaran. Kegiatan Filsafat senantiasa bertujuan membentuk atau merumuskan “pandangan Dunia”. Dalam hal ini yang dimaksud adalah yang merupakan gambaran yang kita miliki dalam melihat dan menjelaskan dunia dimana kita berada. Dunia dalam kaitan ini menyangkut yang Empiris dan non-Empiris. Dunia pengertian, kepercayaan, sosial, karya, ekonomi dan politik, semua termasuk di dalamnya. Dengan pemahaman itu, pandangan dunia merupakan bagian dari kebudayaan, dimana kita melaksanakan tugas dan panggilan sebagai mahluk Sosio-budaya.
            Filsafat berupaya untuk mengintegrasikan berbagai informasi yang ditemukan oleh sains. Seorang Filosof berupaya mengintegrasikan Kenyataan-kenyataan baru dari sains terhadap kehidupan secara menyeluruh. Para filosof melihat makna dibalik evidensi atau fakta hasil penemuan baru, memanfaatkan fakta agar dapat mengajukan konsep maupun teori serta asumsi-asumsi dasar, pernyataan-pernyataan yang kebenarannya masih harus menuntut pembuktian.
            Filsafat dan Teologi memiliki hubungan tetapi tidaklah sama. Teologi adalah pengetahuan adikodrati yang metodis (wahyu Allah) sementara Filsafat adalah pengalaman indrawi manusia termasuk pemikiran dan perenungannya. Ada kesamaan pendekatan filsafat dan teologi. Objek bahasan yang sama seperti: manusia, semesta, Tuhan, pendidikan, kebudayaan, dll. Tetapi titik tolak pembahasan dan cara kerja keduanya akan berbeda.
            Filsafat dapat lebih memperkaya pemikiran Teologi dan upaya berteologi. Demikian juga dalam berapologetika.  Dalam hal ini, Alkitab dapat kita jadikan pengertian, pengetahuan, dalam berfilsafat atau secara khusus memikirkan pendidikan.

 B. Pendidikan dan Penginjilan Anak
            Pendidikan merupakan usaha sadar tujuan untuk memperlengkapi individu maupun  kelompok agar mereka bertumbuh dengan baik menuju kedewasaan pribadi seutuhnya. Dalam wacana ini adalah pembahasan mengenai peranan pendidkan Kristen mengenai anak, terutama fondasi atau dasar dari pendidikan itu sendiri. Gereja mempunyai andil dan panggilan untuk membina generasi muda termasuk anak-anak, guna mempersiapkan mereka menjadi manusia berkualitas, mengasihi Allah dan sesamanya, serta bertanggungjawab sebagai mahluk sosio-kultural di dalam kehidupan sehari-hari.
            Alkitab mengajarkan bahwa pelayanan spiritual bagi anak sangatlah penting. Yesus menegaskan bahwa Allah disurga juga sangat mencintai anak-anak, seperti yang dikemukakanNya dalam perumpamaan “Domba yang Hilang” (Mat 18: 12-14). Dari segi pendidikan, penulis injil ingin menyatakan bahwa Tuhan Yesus senantiasa mempunyai waktu bagi anak-anak.
            Demikian juga dengan Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus menegaskan agar orang tua mendidik anak-anak mereka didalam ajaran dan nasehat Tuhan (Ef 6:4). Anak-anak sangatlah berharga dihadapan Allah. Oleh sebab itulah Orangtua, guru, pendeta, majelis gereja, dan guru sekolah minggu berkewajiban untuk mendidik anak didalam jalan dan ajaran Tuhan.
            Tugas pelayanan maupun pembinaan bagi anak-anak adalah dalam rangka membimbing mereka menjadi murid Kristus.  Pertumbuhan  moral dan perkembangan iman mereka hanya mungkin terjadi apabila Roh Kudus telah mendiami Mereka.

 C. Pendidik dan Spiritualitasnya
            Salah satu aspek dari kulitas pendidik yang sangat mendesak untuk dikembangkan pada masa kini adalah dalam segi spiritualitas. Tugas pendidikan pada hakekatnya merupakan tugas pembangunan, yakni membangun kualitas manusia seutuhnya. Panggilan pendidikan ini bukanlah perkara mudah karena banyak kendala yang siap menantang. Seorang pendidik harus memiliki tekad dan komitmen untuk dapat teguh dalam menghadapi setiap dinamika pendidikan.
            Sebelum terjun ke dalam lapangan pelayanannya, setiap guru umumnya telah lebih dahulu memperoleh perlengkapan pengetahuan Teologis dan segi-segi keguruan serta menjadi tanggungjawabnya untuk terus menerus meningkatkan mutu kerohaniannya di bawah bimbingan Allah.
            Spiritualitas berarti keadaan tidak berwujud material dari suatu substansi atau sebagai atribut dari mahluk spiritual. Spiritualitas berkaitan erat dengan hal-hal yang bersumber dari Tuhan yang menjadi bagian hidup dari manusia.
            Sumber daya rohani bagi setiap orang kristen adalah Yesus Kristus, yang dinyatakan oleh kehadiran dan kerja Roh-Nya yang kudus. Merupakan panggilan yang sangat mendasar bagi guru untuk terus-menerus memahami betapa dalamnya arti karya Yesus Kristus yang telah membebaskan manusia dari kuasa dosa dan maut. Roh Allah sajalah yang memberi Spiritualitas sejati dalam hidup seseorang. Namun Hal itu hanya dapat terjadi apabila ia membuka diri kepada Yesus Kristus, menerimanya sebagai Juru Selamat dan Penebus dosa pribadi.



 Tanggapan Positif
1.      Filsafat dan Teologi saling terkait dan berguna untuk mendukung dan memperkaya Pendidikan Agama Kristen, tidak hanya sebatas Teologi saja
2.      Kualitas dan Spiritulitas pendidik adalah penentu kualitas peserta didik sehingga pendidik adalah fondasi awal atau landasan dalam dunia pendidikan.

 Tanggapan Negatif
1.      Filsafat adalah suatu ilmu yang mempelajari berbagai sudut dan aspek kehidupan berdasarkan pemikiran manusia sehingga tidak jarang bertentangan dengan Teologi
2.      Dalam pendidikan Agama Kristen, Filsafat bukanlah suatu bahan yang pokok untuk dibahas, sebab Teologi adalah yang terutama


No comments:

Post a Comment