Desa Aekunsim, Kecamatan Borbor, Kab.Tobasa atau sering dikenal secara luas sebagai wilayah Habinsaran ataupun pada masa kini ada istilah Habornas(Habinsaran,Borbor,Nassau) karena telah berkembang menjadi 3 kecamatan yang pada saat ini tengah mengusahakan kemajuannya masing-masing.
Desa Aekunsim adalah salah satu desa dari Kecamatan Borbor yang dapat dikatakan paling tertinggal dari desa lainnya terutama dalam masalah Transportasi dan masalah jalannya yang selalu bermasalah di tiap musim terutama pada musim Hujan
Gambar diatas saya ambil pada Desember 2014 lalu tepat dijalan antara Desa Riganjang menuju Desa Aekunsim, kondisi yang sangat menghawatirkan dan jalan tersebut sukar dilalui sehingga kendaraan roda empat mustahil untuk lewat sementara kendaraan roda dua harus melalui rerimbunan kaliptus dan jalan setapak diantara pohon-pohon kaliptus tersebut digunakan sebagai jalur darurat, sangat menghawatirkan.
Padahal Desa Aekunsim adalah salah satu desa yang kaya sumber daya alamnya seperti Kemenyan dan Andaliman yang harga nya mahal di pasaran
Andaliman adalah salah satu jenis rempah-rempah yang sangat berguna sebagai bahan sambal dan penyedap makanan pedas. Haminjon atau Kemenyan adalah salah satu bahan yang diperlukan dalam berbagai hal mis: digunakan untuk ritus keagamaan, bahan baku kosmetik, obat-obatan dll. Itu sebabnya harganya mahal dan seandainya sarana transportasi desa ini diperbaiki maka tidak mustahil potensi desa ini dapat berkembang dalam hal perekonomian.
Secara umum, mayoritas penduduk desa Aekunsim bekerja sebagai Petani ,sebagian kecil bekerja sebagai Guru dan Pegawai Pemerintahan ataupun Perangkat Desa. Selain kemenyan dan andaliman ,masih ada sektor penghasilan lainnya seperti persawahan, kebun kopi,dll. Penduduk desa Aekunsim sangat giat bekerja antara senin sampai jumat ,pada hari Sabtu ada pekan atau Pasar Raya di kecamatan dan pada minggu adalah Hari untuk istirahat selain daripada beribadah ke Gereja. Secara umum, mayoritas penduduk desa ini memeluk agama Kristen. Fasilitas pendidikan yang tidak memadai di desa membuat anak-anak desa ini mau tidak mau harus bersekolah keluar desanya demi mencapai cita-citanya. Istimewanya ,menyekolahkan anaknya seperti menjadi suatu perlombaan dan kebanggan tersendiri bagi mereka .
Dari lembah Gunung Sihabu-habu, sebuah kehidupan pedesaan yang begitu sederhana tapi kaya akan sumber daya menjadi suatu hal yang perlu kita perhatikan dengan hati tatkala desa ini memiliki penghasilan mumpuni dan kualitas kerja penduduknya yang produktif tetapi pada kenyataannya menjadi salah satu desa tertinggal di Kecamatan Borbor, baik dalam segi sarana dan prasarana pembangunannya adalah suatu hal yang perlu kita pedulikan. Ketika anda berkunjung ke desa Aekunsim, yang menyambut anda adalah senyuman keramahan dan sambutan yang menyenangkan hati sehingga hati anda akan terpikat dan mulai berpikir tentang alangkah malangnya desa yang di antah berantah ini.
Seperti Ikan Salmon yang berenang ke muara sungai tetapi selalu kembali ke laut untuk menemukan asalnya, demikianlah seorang anak yang mencintai desanya dan kelak akan kembali untuk membangunnya dan memajukannya dengan berbagai cara...SALAM dari ANAK DESA
MardaupJepri, P.Siantar,13 Februari 2015
No comments:
Post a Comment