Tobasa
telah berganti nama secara administrasi,
dari sebelumnya “Kabupaten Toba Samosir” menjadi “Kabupaten Toba”. Hal ini
tentunya adalah sebuah tindakan yang dapat memberikan efek peremajaan seperti
halnya nama baru. Segala sesuatu yang baru dapat memberikan nuansa segar dan
mengundang ekspektasi tentunya. Kabupaten Toba bukanlah wilayah administrasi
yang baru, umurnya sudah panjang dan telah banyak menampilkan aktor-aktor
politik yang canggih dan maju sepanjang usianya, itu sebabnya Kabupaten Toba
yang masih sering disebut Tobasa, adalah kabupaten yang terkemuka di Provinsi
Sumatera Utara. Entah itu terkemuka dari sudut prestasi yang mana, yang jelas
kabupaten Toba dengan keindahannya menawarkan pesona yang mengundang banyak
rencana, tergantung siapa yang bisa memenangkan piala kerajaannya, yang
dibungkus dalam ruang demokrasi dan regulasi perwakilan rakyat yang terkesan professional
dan berkemanusiaan itu.
Diatas
jalanan berbatu yang biasa disebut aspal, pada rute antara kecamatan Borbor,
Desa Lumbanrau menuju Kecamatan Habinsaran, yang termasuk wilayah jajahan, eh
maksud saya wilayah bagian Kabupaten Toba saya menuliskan beberapa Paragraf ini
saat perjalanan. Ditengah ombak mobil yang oleng kiri dan kanan dan memabukkan
rasanya, saya seolah menemukan pencerahan. Tepatnya pencerahan yang amat gelap
berhubung saat itu malam, terkait indahnya destinasi jalanan ini, seperti bekas
aliran sungai yang dipenuhi kerikil dan supirnya seperti seorang bocah
petualang yang ingin menguji sebuah destinasi yang nekat membawa mobil angkutan
besar di aliran sungai yang telah mengering, dan kami yang dibelakang adalah
pemandu sorak yang tertidur karena pusing diayun sepanjang petualangan.
Perjalanan
itu adalah sebuah fakta, jalanan itu ada dan dapat dibuktikan keberadaannya. Itu
adalah suatu kesuksesan kabupaten Toba menampilkan keterkemukaannya, yakni
menjadikan jalan yang adalah infrastruktur menjadi wahana destinasi wisata yang
menjanjikan, bahkan tanpa proses proposal dan regulasi pengadaan yang rumit. Sungguh
luar biasa. Anda harus hadir ditempat itu untuk dapat menyaksikan suatu
kemajuan dan kecanggihan yang dapat ditunjukkan oleh suatu pemerintahan yang
pernah ada di muka bumi.
Pada
akhirnya, pemegang tampuk kerajaan, yang mungkin sering disebut kabupaten itu,
akan segera berakhir. 2020 akan menawarkan kembali singgasana kursi putar yang
penuh tanggungjawab dan juga penuh kas tentunya. Pentas ini sudah digelar sejak
nama-nama dibacakan, berbagai cara dan tehnik jitu akan segera keluar untuk
mencari simpati dan menebar pesona untuk mendapat hati. Toba adalah rakyat, dan
rakyatnya suka menonton, suka meminta dan suka juga cari simpati, suka mengaku
miskin dan juga suka menghakimi. Ini adalah penilaian yang relevan, karena saya
juga adalah rakyat kabupaten Toba, saya suka menonton, menonton apa saja
warna-warni Toba yang dulu dan kini selalu sama, yaitu membatu.
Saya
hanya berani menilai rakyat, karena semua bermula dan bermuara dari sana. Sebab
yang berdiri juga pada akhirnya hanyalah seorang rakyat tapi tidak menutup kemungkinan seseorang yang mungkin raja atau keturunannya. siapapun itu, kepalanya atau otaknya mungkin juga ikut batinnya
menjadi perwakilan atas semua doa dan harapan, bahkan ia menjadi superhero atau
bahkan Villain, dengan tangannya ia mampu membuat orang menangis, tertawa,
berduka atau tersenyum. Tulisan ini hanyalah candu seorang peminum, peminum
kopi kehidupan dengan gula inspirasi. Acapkali bila pahit mendominasi, segala
rintih dan pedih menjerit dari sanubari. untuk Toba ku, berpentaslah. Dan saran saya,
No comments:
Post a Comment