Wednesday, June 17, 2020

Opini Toba: Menuju Pentas Politik Kabupaten Toba 2020



                Tobasa  telah berganti nama secara administrasi, dari sebelumnya “Kabupaten Toba Samosir” menjadi “Kabupaten Toba”. Hal ini tentunya adalah sebuah tindakan yang dapat memberikan efek peremajaan seperti halnya nama baru. Segala sesuatu yang baru dapat memberikan nuansa segar dan mengundang ekspektasi tentunya.  Kabupaten Toba bukanlah wilayah administrasi yang baru, umurnya sudah panjang dan telah banyak menampilkan aktor-aktor politik yang canggih dan maju sepanjang usianya, itu sebabnya Kabupaten Toba yang masih sering disebut Tobasa, adalah kabupaten yang terkemuka di Provinsi Sumatera Utara. Entah itu terkemuka dari sudut prestasi yang mana, yang jelas kabupaten Toba dengan keindahannya menawarkan pesona yang mengundang banyak rencana, tergantung siapa yang bisa memenangkan piala kerajaannya, yang dibungkus dalam ruang demokrasi dan regulasi perwakilan rakyat yang terkesan professional dan berkemanusiaan itu.

                Diatas jalanan berbatu yang biasa disebut aspal, pada rute antara kecamatan Borbor, Desa Lumbanrau menuju Kecamatan Habinsaran, yang termasuk wilayah jajahan, eh maksud saya wilayah bagian Kabupaten Toba saya menuliskan beberapa Paragraf ini saat perjalanan. Ditengah ombak mobil yang oleng kiri dan kanan dan memabukkan rasanya, saya seolah menemukan pencerahan. Tepatnya pencerahan yang amat gelap berhubung saat itu malam, terkait indahnya destinasi jalanan ini, seperti bekas aliran sungai yang dipenuhi kerikil dan supirnya seperti seorang bocah petualang yang ingin menguji sebuah destinasi yang nekat membawa mobil angkutan besar di aliran sungai yang telah mengering, dan kami yang dibelakang adalah pemandu sorak yang tertidur karena pusing diayun sepanjang petualangan.

                Perjalanan itu adalah sebuah fakta, jalanan itu ada dan dapat dibuktikan keberadaannya. Itu adalah suatu kesuksesan kabupaten Toba menampilkan keterkemukaannya, yakni menjadikan jalan yang adalah infrastruktur menjadi wahana destinasi wisata yang menjanjikan, bahkan tanpa proses proposal dan regulasi pengadaan yang rumit. Sungguh luar biasa. Anda harus hadir ditempat itu untuk dapat menyaksikan suatu kemajuan dan kecanggihan yang dapat ditunjukkan oleh suatu pemerintahan yang pernah ada di muka bumi.
                Pada akhirnya, pemegang tampuk kerajaan, yang mungkin sering disebut kabupaten itu, akan segera berakhir. 2020 akan menawarkan kembali singgasana kursi putar yang penuh tanggungjawab dan juga penuh kas tentunya. Pentas ini sudah digelar sejak nama-nama dibacakan, berbagai cara dan tehnik jitu akan segera keluar untuk mencari simpati dan menebar pesona untuk mendapat hati. Toba adalah rakyat, dan rakyatnya suka menonton, suka meminta dan suka juga cari simpati, suka mengaku miskin dan juga suka menghakimi. Ini adalah penilaian yang relevan, karena saya juga adalah rakyat kabupaten Toba, saya suka menonton, menonton apa saja warna-warni Toba yang dulu dan kini selalu sama, yaitu membatu.
                Saya hanya berani menilai rakyat, karena semua bermula dan bermuara dari sana. Sebab yang berdiri juga pada akhirnya hanyalah seorang rakyat tapi tidak menutup kemungkinan seseorang yang mungkin raja atau keturunannya. siapapun itu, kepalanya atau otaknya mungkin juga ikut batinnya menjadi perwakilan atas semua doa dan harapan, bahkan ia menjadi superhero atau bahkan Villain, dengan tangannya ia mampu membuat orang menangis, tertawa, berduka atau tersenyum. Tulisan ini hanyalah candu seorang peminum, peminum kopi kehidupan dengan gula inspirasi. Acapkali bila pahit mendominasi, segala rintih dan pedih menjerit dari sanubari. untuk Toba ku, berpentaslah. Dan saran saya,
Pilihlah yang bukan seorang Raja, Tapi Rakyat.

No comments:

Post a Comment