Penelaahan Alkitab
The Next Generation Of Ekklesia
Selasa,14
Maret 2017
Bertekunlah Dalam
Doa dan Setialah Pada Nazar.
Marilah kita bersiap dan
pergi ke Betel; aku akan membuat mezbah disitu bagi Allah, yang menjawab aku
pada masa kesesakanku dan yang telah menyertai aku dijalan yang ku tempuh
A. Pengantar
Kitab kejadian merupakan
kitab pertama dalam Perjanjian Lama. Oleh karena itu kitab ini menceritakan
awal dari segala sesuatu yang berhubungan dengan iman umat Allah dalam Alkitab.
Berdasarkan isinya kitab ini pun dibagi menjadi dua bagian yaitu kejadian 1-11
merupakan bagian yang membahas zaman permulaan (mengemukakan asal mula dunia,
manusia dan dosa) dan kejadian 12-50 merupakan bagian yang membahas sejarah
bapak leluhur (mengemukakan asal mula sejarah keselamatan dalam pemilihan Allah
atas para bapak leluhur dan janjinya tentang tanah dan keturunan). Oleh karena
itu, kejadian 35 ini merupakan bagian kedua dan lebih tepatnya membahas dan
mengisahkan tentang Yakub.
B. Pendalaman Nats
Kejadian 35: 1-7 (ayat 3)
merupakan penggenapan janji Yakub. Dimana pada waktu Yakub lari menghindari
Esau (kej 27:41-46), ia pernah berjanji bahwa jika Allah menyertainya,
melindungi dan mencukupi kebutuhannya dan bisa pulang dengan selamat, maka ia
akan mendirikan rumah Allah (kej 28: 20-22). Sebenarnya dalam kejadian 31:13 “Akulah Allah yang Betel itu, dimana engkau
mengurapi tugu,dimana engkau bernazar kepadaKu; maka sekarang, bersiaplah
engkau,pergilah dari negeri ini dan pulanglah ke negeri sanak saudaramu”. Oleh
karena itu dalam kejadian 35:1, Allah Kembali mengingatkan tentang janji Yakub
itu.
Bila dilihat kembali pada
nats sebelumnya (kej 34) pada saat itu Yakub sedang bersembunyi namun Allah
justru menyuruh Yakub untuk keluar dari persembunyian dan pergi ke Betel.
Akhirnya Yakub menyiapkan diri untuk pergi ke Betel dengan menyucikan dirinya
beserta orang-orang yang ikut dengan dia. Penyucian diri dilakukan dengan
melakukan pengakuan dosa dan pertobatan sebelum menghadap Tuhan.
C. Refleksi
Setiap orang tentulah
pernah berjanji. Janji kepada orangtua, janji kepada sahabat, janji kepada
saudara dan janji kepada pacar. Janji adalah kata penegasan yang harus kita
tepati, penepatan akan janji akan membuktikan kesetiaan seseorang dan
kesungguhan seseorang.
Pernahkah kita mendengar kata “Nazar”?
menurut KBBI “Nazar”: janji(pada diri sendiri) hendak berbuat sesuatu jika
maksud tercapai; kaul. Dan “berNazar” ialah berjanji berbuat sesuatu jika suatu
maksud telah tercapai, mengucapkan nazar mempunyai kaul.
Ada ilustrasi seperti berikut ini; adalah
seorang gadis kecil berusia 5 tahun yang sangat menyukai Eskrim, setiap hari kala berjalan-jalan dengan
ibundanya di kompleks perumahan, sang ibu akan selalu membelikannya eskrim
meskipun terkadang sang ibu memarahi karena terlalu sering, si anak tetap saja
bahkan mulai jatuh cinta dan candu pada Eskrim ini. Suatu hari, sang ibu jatuh
sakit dan ternyata menderita kanker, si anak menangis tersedu-sedu sebab hanya
ibu sangat ia cintai. Hari itu ia berdoa dengan sangat tulus, namun satu minggu
kemudian kondisi sang ibu tetap demikian. Dalam ketulusannya si anak berdoa
pada hari ke 8 “ya Tuhan, jika mama ade Tuhan sembuhkan dan sehat ya Tuhan,
bisa kembali bercanda bersama ade dan menggendong ade di taman rumah, ade
berjanji ya Tuhan, mengurangi makan eskrim oh tidak, ade tidak akan makan
eskrim lagi ya Tuhan, ade janji ya Tuhan asal mama bisa sembuh”
Alhasil, doa ade terkabul dan terjawab,
sang ibu kembali sehat oleh suatu mukzizat tetapi si anak harus menahan segala
kecanduannya untuk makan eskrim. Bagi anak usia 5 tahun, eskrim adalah
segalanya untuk dikorbankan demi sesuatu dan anak ini, ade, telah bernazar dan
menggenapi kaulnya.
Tentunya seringkali kita memohon kepada
Tuhan, bila Tuhan mengabulkannya maka kita pasti menawarkan suatu nazar.
Terkadang kita merasa sepele dengan nazar yang telah kita buat dengan Tuhan,
seolah-olah Tuhan akan melupakannya, akan tetapi “ade” si anak itu, takut jika
ibunya jatuh sakit lagi jika ia melanggar nazarnya.
Tapi
pada hakekatnya Allah tidak akan melupakan Nazar yang kita perbuat di
hadapanNya (bdk Pengkhotbah 5:1-4)
D. Diskusi
a) Apakah saudara sekalian
memahami apa itu Nazar?
b) Apakah saudara pernah
Bernazar? Pergumulan apa yang saudara hadapi sehingga harus bernazar?
c) Apakah saudara menepati
Nazar itu?
d) Mana lebih baik bagi kita,
berdoa dengan nazar atau berdoa tanpa nazar?
e) Apa kesimpulan kita dan
langkah kedepan, tentang doa?
Oleh : Jepri Simanjuntak.
No comments:
Post a Comment