sebuah cerita pada buku asmara tanpa sampul
kenangan sama rasanya seperti permen alpenliebe
sekali merasakan manisnya, ingin sampai menghabiskannya.
lembar demi lembar yang masih bisa ku ingat
engkau adalah hal terindah yang pernah ku miliki
dan aku tidak pernah menyesal melepaskanmu
karena aku, lelaki di ujung lupa.
seperti menyaksikan drama serial kehidupan
kita berlakon dalam cinta penuh kebencian
akhir cerita, semua menjadi sesuai permintaan hujan
yang tidak pernah menghapus jejakmu dari ingatan.
daun-daun berguguran demi musim
dan pohon-pohon kokoh menantang petir
dalam gemetar tangan aku menantang harapan
bahwa hidup memang selalu punya alasan
aku, lelaki di ujung lupa
menggenggam permen alpenliebe
dan buku itu, tergenggam di benakku
kita pernah bermain dengan waktu.
dirimu fatamorgana
aku ilusi dari aurora
yang hanya ada dalam cerita
tertulis di buku asmara.
terbit dan bersinarlah bintangku
dalam cahaya cinta yang lain.
No comments:
Post a Comment