KITA BERPIKIR, HABINSARAN AKAN
JAYA
Pada
hakekatnya kita adalah manusia yang diciptakan untuk bergerak dan melalukan
pergerakan. Kita adalah manusia yang ciptakan untuk terus berkembang dan
berubah dan melakukan perubahan. Kita adalah manusia yang dikaruniai akal dan
kemampuan untuk berpikir, kita adalah manusia yang dikarunia perasaan dan daya
untuk memiliki kasih.
Lalu,
ketika kita dicipta sedemikian, masihkah kita berjalan di tempat dan
bersuara-suara kecil ditengah-tengah kerumunan? Masihkah kita hanya
berkoar-koar sepanjang para penguasa masih kita nilai sebatas lintah penghisap
darah bukan lagi sejatinya sebagai wakil rakyat? Maka ketika aku berpikir maka
aku ada (Renes des Cartes) seharusnya kita dapat menimbang bahwa segala hal
kita perlu kuasai, segala lini perlu kita jelajahi agar kita tidak mengkritisi
suatu permasalahan dari satu sudut pandang saja melainkan meluas yaitu mencakup
kehidupan sosial, politik, agama dll.
Aku
adalah seorang pemuda yang berasal dari desa Aek Unsim, Kecamatan Bor-bor,
Kabupaten Toba Samosir dan banyak hal yang belum ku ketahui mengenai wilayah
dan daerahku sendiri. Setitik hal yang aku tahu, bahwa hingga pada saat ini,
infrastruktur berupa jalan sebagai sarana transportasi utama tidaklah pernah
rampung pembangunannya sehingga sampai saat ini, jalanan tersebut sangatlah
buruk baik pada saat musim hujan maupun musim tidak hujan. Sarana komunikasi
juga sangat rumit di daerah kami, sehingga kami harus mendaki gunung untuk
dapat menelpon keluarga dan memanjat pohon asam untuk mengasami masakan didapur
sembari mencari di dahan manakah sinyalnya tengah bersembunyi.
Semakin
memperhatikan kondisi setiap daerah demi daerah yang kita lintasi di Habinsaran
Nauli (mencakup parsoburan,bor-bor,nassau) semakin banyak keluhan yang tanpa
disuarakan pun dapat kita dengar dari jeritan derit-derit engsel pintu berkarat
dan batuk jalanan kala aspal berlobang bertemu dengan putaran ban dari astrea
yang mengangkut segumpalan karet menuju pasar parsoburan pada pagi-pagi buta.
Sedemikian juga kerikil-kerikil yang dulunya aspal yang bersua dengan air
hujan, kini berloncatan ria saat roda-roda colt diesel punya pak tokke
(pengumpul) mengangkut kemenyan dari Borbor, berangkat ke Toba, serta merta
pick up yang cat nya telah berganti dari biru menjadi coklat serba
kekarat-karatan dan penyok di sisi kirinya menyusul di belakang colt diesel
tersebut dan membawa banyak karung-karung bermuatan andaliman. Begitu girangnya
para kerikil tersebut berloncatan sesaat sebelum dua mahluk beroda itu berlalu
dan semakin menjauh, kerikil pun melambaikan tangannya dalam suasana diam
diatas aspal berlobang.
Pada
satu keinginan, Habinsaran Nauli ingin kemakmuran itu kembali ke pangkuannya
akan tetapi pada satu sisi manusia-manusia yang ada dipangkuannya menjual air
susu ibu dan tidak meminumnya sendiri untuk pertumbuhannya. Ada satu cita-cita
yang selalu disuarakan yakni kemakmuran dan kemajuan dan kesejahteraan yang
meliputi seluruh masyarakat tetapi kita adalah masyarakat yang tidak menyadari
bahwa tanah kita, bumi kita berpijak adalah tanah yang diperkosa sebab segenap
hasil getah bak tetesan susu dari payudara ibunda telah kita jual pada orang
asing. Hasil alam kita pergi dan hanya uang yang tersisa di genggaman tangan,
untuk membeli ikan asin untuk persediaan seminggu dan mujahir besar, setidaknya
ada makanan manis di hari pekan.
Sumber
daya alam kita melimpah, sumber daya manusia yang perlu dibenahi. Ada satu
cita-cita saat kita semua sudi untuk berpikir dan mencoba menemukan solusi
sebab banyak lagi hal yang perlu diluruskan di tanah kita Habinsaran. Kemelut
tersembunyi agar kita mencoba untuk menyingkap semampu kita dan berusaha
mencari solusi terbaik akan kesejahteraan bagi kehidupan rakyat, untuk
memperoleh kehidupan yang layak bagi orangtua dan anak-anaknya.
Saya
ingin mencoba memulai dari hal yang paling kecil, ingin memulai dari hal yang
paling sederhana untuk menghimbau saudara-saudara yang setuju dan merasakan hal
yang sama dapat membentuk suatu kerjasama dalam suatu bentuk komunikasi.
Wawasan saya sendiri amatlah terbatas tetapi apabila semakin diperlengkapi
alangkah hebatnya suatu kolaborasi pemikiran itu.
Bukanlah
atas rasa penderitaan saya menuliskan hal ini, akan tetapi atas dasar berpikir
saya untuk selalu berusaha bergerak dan melakukan perubahan. Saya sendiri
nyaman di nuansa dingin dan sepi kampung halaman saya tetapi saya tidak nyaman
juga di suasana yang makin canggih zaman ini kami masih harus memanjat pohon
jambu untuk menemukan gantungan sinyal.
Setiap
daerah di Habinsaran Nauli ( Habinsaran, Borbor, Nassau) pasti memiliki kemelut
tersendiri. Marilah memikirkannya. Maka ketika kita berpikir, kita bergerak dan
melakukan pembaharuan, maka kita ada
Salam :
SUMAHA ( Mei 2016)
No comments:
Post a Comment