Sunday, May 22, 2016

Monalisa




Mendapati arti keindahan
Oleh ia yang indah tak terlupakan
Nuansa indah nan terindah
Anganku tinggi tuk menggapainya
Lama aku diam terpaku
Indah yang begitu menyentuh kalbu
Setiap waktu yang aku miliki
Adalah bahagia dalam hadirnya

     Akan kuraih keindahanmu
     Rasa dan suka jiwa yang kini menyatu
     Ingin ku ukir setiap kenangan
     Tak luput satupun dari ingatan
     Oleh karenamu aku bahagia
     Nyanyian jiwa tiada habisnya
     Akankah kisah ini abadi?
     Namun,hanya cinta yang ku yakini
     Gema rindu yang tak henti bernyanyi



  Mardaup.j


Friday, May 20, 2016

Suara Mahasiswa Habinsaran


KITA BERPIKIR, HABINSARAN AKAN JAYA
Pada hakekatnya kita adalah manusia yang diciptakan untuk bergerak dan melalukan pergerakan. Kita adalah manusia yang ciptakan untuk terus berkembang dan berubah dan melakukan perubahan. Kita adalah manusia yang dikaruniai akal dan kemampuan untuk berpikir, kita adalah manusia yang dikarunia perasaan dan daya untuk memiliki kasih.
Lalu, ketika kita dicipta sedemikian, masihkah kita berjalan di tempat dan bersuara-suara kecil ditengah-tengah kerumunan? Masihkah kita hanya berkoar-koar sepanjang para penguasa masih kita nilai sebatas lintah penghisap darah bukan lagi sejatinya sebagai wakil rakyat? Maka ketika aku berpikir maka aku ada (Renes des Cartes) seharusnya kita dapat menimbang bahwa segala hal kita perlu kuasai, segala lini perlu kita jelajahi agar kita tidak mengkritisi suatu permasalahan dari satu sudut pandang saja melainkan meluas yaitu mencakup kehidupan sosial, politik, agama dll.
Aku adalah seorang pemuda yang berasal dari desa Aek Unsim, Kecamatan Bor-bor, Kabupaten Toba Samosir dan banyak hal yang belum ku ketahui mengenai wilayah dan daerahku sendiri. Setitik hal yang aku tahu, bahwa hingga pada saat ini, infrastruktur berupa jalan sebagai sarana transportasi utama tidaklah pernah rampung pembangunannya sehingga sampai saat ini, jalanan tersebut sangatlah buruk baik pada saat musim hujan maupun musim tidak hujan. Sarana komunikasi juga sangat rumit di daerah kami, sehingga kami harus mendaki gunung untuk dapat menelpon keluarga dan memanjat pohon asam untuk mengasami masakan didapur sembari mencari di dahan manakah sinyalnya tengah bersembunyi.
Semakin memperhatikan kondisi setiap daerah demi daerah yang kita lintasi di Habinsaran Nauli (mencakup parsoburan,bor-bor,nassau) semakin banyak keluhan yang tanpa disuarakan pun dapat kita dengar dari jeritan derit-derit engsel pintu berkarat dan batuk jalanan kala aspal berlobang bertemu dengan putaran ban dari astrea yang mengangkut segumpalan karet menuju pasar parsoburan pada pagi-pagi buta. Sedemikian juga kerikil-kerikil yang dulunya aspal yang bersua dengan air hujan, kini berloncatan ria saat roda-roda colt diesel punya pak tokke (pengumpul) mengangkut kemenyan dari Borbor, berangkat ke Toba, serta merta pick up yang cat nya telah berganti dari biru menjadi coklat serba kekarat-karatan dan penyok di sisi kirinya menyusul di belakang colt diesel tersebut dan membawa banyak karung-karung bermuatan andaliman. Begitu girangnya para kerikil tersebut berloncatan sesaat sebelum dua mahluk beroda itu berlalu dan semakin menjauh, kerikil pun melambaikan tangannya dalam suasana diam diatas aspal berlobang.
Pada satu keinginan, Habinsaran Nauli ingin kemakmuran itu kembali ke pangkuannya akan tetapi pada satu sisi manusia-manusia yang ada dipangkuannya menjual air susu ibu dan tidak meminumnya sendiri untuk pertumbuhannya. Ada satu cita-cita yang selalu disuarakan yakni kemakmuran dan kemajuan dan kesejahteraan yang meliputi seluruh masyarakat tetapi kita adalah masyarakat yang tidak menyadari bahwa tanah kita, bumi kita berpijak adalah tanah yang diperkosa sebab segenap hasil getah bak tetesan susu dari payudara ibunda telah kita jual pada orang asing. Hasil alam kita pergi dan hanya uang yang tersisa di genggaman tangan, untuk membeli ikan asin untuk persediaan seminggu dan mujahir besar, setidaknya ada makanan manis di hari pekan.
Sumber daya alam kita melimpah, sumber daya manusia yang perlu dibenahi. Ada satu cita-cita saat kita semua sudi untuk berpikir dan mencoba menemukan solusi sebab banyak lagi hal yang perlu diluruskan di tanah kita Habinsaran. Kemelut tersembunyi agar kita mencoba untuk menyingkap semampu kita dan berusaha mencari solusi terbaik akan kesejahteraan bagi kehidupan rakyat, untuk memperoleh kehidupan yang layak bagi orangtua dan anak-anaknya.
Saya ingin mencoba memulai dari hal yang paling kecil, ingin memulai dari hal yang paling sederhana untuk menghimbau saudara-saudara yang setuju dan merasakan hal yang sama dapat membentuk suatu kerjasama dalam suatu bentuk komunikasi. Wawasan saya sendiri amatlah terbatas tetapi apabila semakin diperlengkapi alangkah hebatnya suatu kolaborasi pemikiran itu.
Bukanlah atas rasa penderitaan saya menuliskan hal ini, akan tetapi atas dasar berpikir saya untuk selalu berusaha bergerak dan melakukan perubahan. Saya sendiri nyaman di nuansa dingin dan sepi kampung halaman saya tetapi saya tidak nyaman juga di suasana yang makin canggih zaman ini kami masih harus memanjat pohon jambu untuk menemukan gantungan sinyal.
Setiap daerah di Habinsaran Nauli ( Habinsaran, Borbor, Nassau) pasti memiliki kemelut tersendiri. Marilah memikirkannya. Maka ketika kita berpikir, kita bergerak dan melakukan pembaharuan, maka kita ada

Salam : SUMAHA  ( Mei 2016)



Monday, May 2, 2016

suatu sore bersama seorang ibu pedagang di pajak horas




SUATU SORE BERSAMA SEORANG IBU PEDAGANG SAYUR-SAYURAN  DAN BERBAGAI BUMBU MASAK (op.Maria Siahaan Br. Manik)



I.                   Pendahuluan
Metode penelitian sosial merupakan suatu proses yang dilakukan secara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, yang dilakukan dengan beberapa langkah yang logis, yang dapat dilihat secara indera manusia. Metode yang saya gunakan dalam penelitian adalah metode menurut Jenis Data dan Analisis jenis data, yaitu dalam bentuk kata ( Daftar Pertanyaan), kalimat ( Narasi ).
Sesuai dengan panduan dan langkah-langkah yang diberikan oleh bapak dosen, Pdt. Bonar Lumbantobing, M.Th untuk memandu berjalannya Mata Kuliah study Lapangan, maka dengan ini saya telah melaksanakan sesuai yang diperintahkan oleh bapak dosen. Dalam hasil laporan ini, saya telah melakukan wawancara kepada salah satu pedagang di Pasar Horas, di Gedung IV. Waktu dan hari wawancara yang terjadi pada : Minggu, 1 April 2016, pada pukul 14.00 WIB.
Oleh sebab itu, saya akan menguraikan hasil laporan saya dalam beberapa poin untuk terlaksananya study Lapangan ini.

II.                Biodata Pedagang

1.      Nama Pengusaha         : Marnia Lambok Manik(Op. Maria)
2.      Tempat Lokasi            : Gedung IV, Lantai 1, Pasar Horas,
  Pematangsiantar
3.      Produk dagang            : Berbagai jenis sayuran dan beberapa bahan masak(bumbu)
4.      Usia                             : 68 tahun
5.      Tempat tinggal            : Simarimbun, Kec.Siantar Simarimbun.
6.      Jumlah Anak               : 5 Orang
7.      Nama Suami                : Mangala Siahaan(Alm)

III.             Metode Penelitian
·         Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian yang saya laksanakan di pasar Horas yang akan dijadikan objek adalah pedagang pakaian dan waktu penelitian selama 2 jam.

IV.             Daftar Pertanyaan

1.      Produk apa yang dijual ?
2.      Kenapa harus berjualan di Pasar Horas ?
3.      Kenapa harus menjual barang dagangan tersebut ?
4.      Siapa yang menjadi penyalur dalam membantu usaha anda saat ini ?
5.      Dimana tempat tinggal anda ?
6.      Kapan anda mulai berjualan dagangan ini ?
7.      Bagaimana cara / usaha anda dalam berjualan dagangan tersebut ?
8.      Apakah pekerjaan ini menyita waktu anda, sehingga anda tidak memiliki waktu dalam mengikuti kegiatan keagamaan ?
9.      Berapa penghasilan yang diperoleh perhari ?
10.  Apakah pendapatan dari usaha dagang ini merupakan pendapatan pokok keluarga ?
11.  Apa kendala anda selama ini dalam berdagang ?
12.  Apakah pendapatan anda mengalami kenaikan/penurunan disaat hari-hari besar ?
13.  Bagaimana penentuan harga ?
14.  Pernah mengalami kerugian ? apakah penyebab kerugian tersebut ? dan bagaimana mengatasinya ?
15.  Bagaimana hubungan dengan pedagang lainnya yang menjual dagangan yang sama ? adakah tindakan yang saling merugikan ?
16.  Bagaimanakah hubungan dengan pemerintah / dinas pasar ?



V.                Jawaban dari daftar pertanyaan yang dijawab oleh Narasumber.
1.      Berbagai jenis sayuran, antara lain :
ü  Sayur kol, bunga kol
ü  Kangkung
ü  Bayam
ü  Wortel, Terong
ü  Bumbu: Bawang Putih, Bawang Merah, Cabe
ü  Dll.
2.      Karena Pasar Horas merupakan salah satu pasar yang terbesar di Kota Pematangsiantar, strategis dan dalam penetapan dan mengapa terjadinya di Gedung IV ini, sudah ditetapkan oleh pemerintah Kota Pematangsiantar.
3.      Profesi atau keterampilan memang berjualan / berdagang pada bidang penjualan kebutuhan pokok seperti kebutuhan makan dan dapur .
4.      Yang menjadi penyalur dalam usaha ini adalah para petani yang menanam sayur mayur dan bumbu-bumbuan yang sering di peroleh dari wilayah simarimbun sendiri dan adanya rekan dari wilayah Toba(Pengumpul/Tokke) dan sebagian kecil dari hasil dari ladang sendiri..
5.      Usaha ini telah lama dimulai pada waktu yang tak dapat diingat secara jelas yang diawali oleh ibu dari Mangala Siahaan (Op Radot br Silalahi) dan diberikan(waris) kepada keluarga Op Maria hingga saat ini.
6.      Usaha yang dilakukan dengan cara menjual dengan sistem eceran.
7.      Usaha ini mengganggu jadwal ibadah pada hari minggu sebab pada hari minggu Op.maria tetap berdagang, dengan alasan bahwa berdoa bukan hanya dalam rumah ibadah tapi juga dalam hati, alasan ini semata-mata karena tuntutan hidup dan mengejar peluang setiap harinya tanpa ada hari libur.
8.      Penghasilan yang didapat tidaklah menentu, yang mentukan hanya berapa jumlah pembeli pada hari itu.
9.      Penghasilan yang di dapat dari usaha dagang ini terhitung pas-pasan meskipun usaha inilah dapat memenuhi kebutuhan, seperti pangan, sandang.
10.  Ada banyak kendala dalam penjualan, namun yang paling pokok adalah kerusakan dan pembusukan bahan pokok yang dijual dan dalam kondisi seperti itu maka alternatif nya adalah harga yang sangat rendah atau apabila tidak laku maka jualan tersebut akan disalurkan kepada peternak babi dengan nilai rupiah yang tak seberapa.
11.  Ada perubahan pendapatan pada hari besar, pengahasilan akan meningkat dari penghasilan pada hari-hari biasa.
12.  Dalam hal penentuan harga, pada pedagang-pedagang di pekan sudah ada standard harga atau disesuaikan dari kesepakatan. Sistemnya adalah menetapkan harga lumayan tinggi dari modal pedagang, sehingga apabila pembeli menawar, harga produk tidak jauh dari harga modal awal, sehingga ada keuntungan.
13.  Para penjual pada dasarnya pernah mengalami kerugian, sama halnya dengan pedagang Op. Maria br Manik, seperti “Salah hitung” pada saat para pembeli membeli dalam jumlah yang banyak, terkadang penjual salah menghitung seluruh harganya, hal ini sangat merugikan pedagang. Dan kerugian lain adalah turunnya harga barang dari meningkatnya produksi kebutuhan pokok.
14.  Hubungan yang terjadi antara pedagang Op.maria br manik dengan pedagang yang satu jenis usaha dagang dengannya tidak ada masalah. Sesama penjual Sayuran dan kebutuhan pangan seperti inang Op.maria br manik  tidak menjual harga berbeda, harga tinggi dan rendah, harga akan otomatis akan disepekati oleh sesama pedagang. Hal ini bertujuan untuk mencegah perpecahan atau pertengkaran yang terjadi sesama pedagang. Dan kesalahpahaman pembeli mengenai harga jual yang umum kebutuhan pokok.
15.  Dalam hal ini, baik-baik saja, tidak ada masalah, karena  Inang Op Maria br manik  selalu membayar uang iuran tepat waktu, dan selalu mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah kota Pematangsiantar.

VI.             Hasil Wawancara

Ibu ini merupakan seorang pedagang di Gedung IV, Lantai 1,Pasar Horas, Pematangsiantar. Ibu  ini berkata bahwa sesungguhnya beliau menekuni berjualan ini adalah sebab tuntutan hidup demi keluarga semenjak meninggalnya bapak Mangala Siahaan sejak 23 tahun silam dan ibu ini harus kembali ke Pematangsiantar setelah sempat merantau ke Panam,Riau mereka pulang agar dapat menghidupi 5 anaknya bergantung pada ayah ibu mertuanya sebab suaminya telah meninggal dan tidak ada lagi pekerjaan yang bisa beliau dapatkan di rantau, akhirnya beliau dan kelima anaknya dipanggil pulang oleh ayah mertuanya. Dari penghasilan ini, beliau bisa menyekolahkan anak-anaknya dan mencukupi perekonomian keluarga.. Awalnya usaha ini dilakukan oleh orangtua bapak Mangala Siahaan dan kemudian diwariskan sebab hanya merekalah satu-satunya anak(pomparan) yang kembali ke kampung halaman, selainnya telah hidup dan berkeluarga di tanah rantau.

VII.          Kesimpulan

Metode Penelitian merupakan suatu penelitian ilmiah yang dilakukan secara turun kelapangan dan mengambil beberapa sampel dan kemudian akan disusun secara beberapa langkah metode , seperti pengumpulan data, , analisis, dll. Disini saya mewawancari seorang pedagang Sayuran dan kebutuhan pangan. Sesungguhnya bukanlah termasuk wawancara sebab saya melakukan pendekatan terhadap inang Op Maria br Manik dengan obrolan ringan dan perkenalan yang cukup ramah disambut beliau dengan sangat hangat. Kami berbincang seputar banyak hal dan sempat membantu-bantu ibu tersebut, dari cerita beliau saya mendengar bahwa ketiga putrinya telah menikah dan hidup bahagia, alangkah senang mendengarnya tetapi kemudian ibu itu berbagi keluh tentang kedua putranya yang tak jua mendapat pekerjaan dan luntang-lantung tanpa tujuan, apabila mereka kekurangan uang mereka akan membantu sang ibu berdagang dan mengharapkan gaji, lalu kemudian mereka akan pergi entah kemana, kedua putra nya telah menginjak usia mapan untuk menikah tapi nampaknya mereka belum dapat bertanggungjawab cerita ibu itu.  Itulah satu sisi kehidupan. Sehingga saya menyimpulkan bahwa sesungguhnya kehidupan sosial dan profesi dalam masyarakat sangatlah beraneka dan memiliki dinamika masing-masing seperti ibu Op. Maria br Manik telah berjuang untuk keluarganya, dan seperti ibu-ibu yang lainnya yang juga berjuang bagi anak-anaknya. Ibu itu bertekun dalam profesinya dan kini telah memetik buah kebahagiaan dari putri-putri yang membanggakannya meskipun beliau terkadang sedih dengan keberadaan kedua putranya.
Akan tetapi, apapun yang dijalani seseorang, apabila dikerjakan dan dikelola dengan sepenuh hati dan kesungguhan, akan membawa manusia kepada kehidupan yang lebih sejahtera. Terimakasih untuk inang Op Maria Siahaan br Manik( Marnia Lambok Manik).

BY: Mardaup Jepri