Friday, June 4, 2021

Korupsi dan Lingkungan Hidup

 Opini KOMPAS, 5 juni 2021

Oleh:  Prof. Dr. Hariadi Kartodihardjo, Guru Besar IPB 

Today, on World Environment Day—and in the days to come—it is important to understand the ways in which corruption is entangled with environmental devastation, and so work to mitigate their impact (Landau dan Glandorf, 2020).

Pernyataan dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2020 itu tampak akan terus relevan dalam jangka panjang. Karena korupsi yang menyebabkan kerusakan lingkungan di berbagai belahan dunia masih terjadi secara sistemik, termasuk di Indonesia. 

Dalam artikelnya “Corruption is a threat to planet Earth”, Kesley Landau dan Joseph Glandof menyebut empat pernyataan penting.

Pertama, korupsi besar-besaran — di mana undang-undang dan peraturan dibentuk oleh aktor-aktor korup yang menguntungkan mereka — dapat berdampak buruk bagi perlindungan lingkungan global. Banyak kepentingan bisnis perusahaan besar memiliki hubungan langsung ke tingkat pemerintahan tertinggi dan bergantung pada peraturan lingkungan yang lemah untuk mendapat keuntungan sebesar-besarnya. 

Kedua, di tingkat nasional, Pemerintah menempatkan perusahaan-perusahaan itu di pusat strategi pembangunan, dan memberi mereka dukungan terus-menerus meskipun terjadi degradasi lingkungan yang meluas. Bahkan ketika teks peraturan kuat menopang perlindungan lingkungan, dalam pelaksanaannya ditegakkan secara tidak efektif dan korup, yang merusak semua perlindungan lingkungan selanjutnya. Di tingkat lokal, korupsi dapat berbentuk seperti menuntut suap dari perusahaan untuk mengesampingkan persyaratan peraturan dan di sisi lain, menegakkan persyaratan hukum hanya secara ad hoc berdasarkan suap. 

Ketiga, sistem pemerintahan di daerah-daerah yang mengekstraksi sumber daya alam, seringkali kekurangan dana dan kekurangan staf maupun kapasitas teknis untuk menegakkan peraturan lingkungan dengan benar, yang menciptakan masalah penegakan hukum yang parah dan menimbulkan risiko korupsi. Di Indonesia, diperkirakan satu kantor pemberi izin dan kantor kesehatan kabupaten hanya memiliki sumberdaya untuk mengevaluasi 25 persen dari 285 perusahaan tambang batubara. 

Dengan kondisi seperti itu, perusahaan berusaha membatasi inspeksi lingkungan dan tindakan penegakan hukum dengan membayar suap.

Keempat, risiko korupsi lingkungan yang parah di sekitar lokasi proyek ekstraktif melahirkan pusat ancaman dan kekerasan bagi para pembela lingkungan. Karena proyek ekstraksi itu biasanya terjadi di daerah yang relatif terisolasi dengan kehadiran negara yang lemah, masyarakat seringkali memiliki sedikit mekanisme yang dapat mereka gunakan selain protes dan ketidaktaatan untuk menuntut perubahan pada praktik lingkungan yang mengancam kehidupan dan mata pencaharian mereka. Namun, beberapa perusahaan justru memanfaatkan peran negara yang lemah itu untuk mengintimidasi atau mengancam penduduk setempat. 

Dalam hal ini, pemerintah umumnya tidak responsif terhadap tuntutan lokal serta mengawasi aktivis atau membatasi gerak para aktivitas lingkungan. Dalam kasus yang paling ekstrim, ketegangan antara penduduk setempat dan perusahaan meningkat menjadi kekerasan langsung terhadap para pembela lingkungan. 

Melibatkan banyak aktor

Pengalaman saya selama meneliti praktek perizinan pemanfaatan sumberdaya alam pada 2016-2018, kasus-kasus seperti itu seringkali melibatkan jaringan korupsi dengan banyak aktor, termasuk oknum-oknum pejabat publik, perusahaan, aparat keamanan, dan terkadang jaringan kejahatan terorganisir. Masing-masing memiliki andil dalam keuntungan membungkam para aktivis dan seringkali pelaku kekerasan tersebut tidak teridentifikasi.

Para akademisi dan aktivis di Indonesia, khususnya di bidang-bidang yang terkait dengan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, dalam menjalankan fungsinya saat ini masih menghadapi tantangan lebih kompleks dan bahkan diliputi bahaya. Sebagai ahli misalnya, pernah direpotkan oleh ancaman dan serangan. Untuk kasus-kasus korupsi, ancaman dan serangan cenderung meningkat. Pada acara Corruption Summit di Makassar, Transparency International Indonesia menyajikan data ancaman sepanjang 2004-2006 sebanyak 19 orang dan meningkat menjadi 57 orang pada 2012-2017. 

Ancaman sampai akhir 2018 yang menimpa kelompok anti korupsi sebanyak 48 orang, selebihnya terjadi pada aparat penegak hukum 21 orang, pegawai negeri sipil 10 orang, serta dosen dan mahasiswa 7 orang.  Di negara lain, seperti Filipina, pada 2018, setidaknya 30 aktivis lingkungan dibunuh oleh anggota kelompok paramiliter dan penyerang tak dikenal. Pada tahun yang sama, setidaknya 164 pembela lingkungan dibunuh di seluruh dunia.

Ancaman kriminal kepada masyarakat dan aktivis lingkungan ataupun anti-korupsi demikian itu tidak bisa ditetapkan sekedar kesesuaian perbuatan itu dengan pasal-pasal peraturan perundangan sebagai suatu proses positivistik-instrumentatif. Perbuatan “kriminal” itu bukan terjadi dan harus dibuktikan kebenarannya, melainkan “dijadikan dan dikekalkan” kriminalnya melalui proses dominasi perbedaan posisi warga negara. 

Dari pengalaman saya mengikuti proses-proses peradilan dalam kasus-kasus seperti itu juga dapat diperoleh kenyataan bahwa perbuatan “kriminal” itu sendiri diambangkan atau bahkan dihalang-halangi dari proses mengapa hal itu terjadi—dihapus hubungan kausalitasnya, kemudian dikoreksi dengan menggunakan instrumen pasal-pasal yang sangat jauh dari upaya mewujudkan kondisi adil. 

Karena itu, mudah difahami mengapa dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup masyarakat dan para aktivis rentan dan dapat dengan mudah menjadi sasaran kriminalisasi. Bila diamati, kriminalisasi itu kemudian menjadi cara penggunaan kekuasaan untuk mengabaikan hak orang lain yang diproduksi berulang-ulang, dan secara historis sudah mencapai tingkat kestabilan relatif. Karena kejahatan sudah berakar secara materialistik, kejahatan itu sendiri menjadi pusat tindakan sosial maupun ekspresi kekuasaan itu sendiri.


Demokrasi dan lingkungan hidup

Keempat pernyataan Landau dan Glandof di atas sejalan dengan berbagai hasil kajian lainnya mengenai hubungan antara korupsi dan perusakan lingkungan hidup. Kajian Marina Povitkina, misalnya, dalam “The limits of democracy in tackling climate change” (2018), menyimpulkan bahwa secara umum kualitas demokrasi di suatu negara ikut menjamin komitmen pelaksanaan pengendalian perubahan iklim. 

Namun, hubungan antara demokrasi dan perubahan iklim itu bervariasi dan tergantung pada kualitas demokrasi itu sendiri, termasuk toleransinya terhadap korupsi. Dalam hal ini dinyatakan bahwa demokrasi dapat meningkatkan upaya mengendalikan emisi karbon, hanya bila korupsi rendah. Bila korupsi tinggi, demokrasi nampak tidak lebih baik daripada rezim otoriter.

Dalam beberapa hal, menurut Povitkina, fitur demokrasi justru menghambat komitmen terhadap lingkungan. Hal itu karena tantangan politik terus-menerus melalui siklus pemilihan umum berakibat para pemimpin politik terbawa pandangan-pandangan sempit. Pandangan itu dapat mencegah mereka mengalokasikan anggaran untuk pelaksanaan program kebijakan jangka panjang seperti untuk perlindungan lingkungan.

Sebagai contoh, untuk Indonesia, anggaran belanja untuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) relatif kecil. Sejak 2016 anggaran itu berkisar antara Rp 6 trilyun hingga Rp 8 trilyun. Jumlah itu sekitar 40 persen dari kebutuhan anggaran sesuai rencana strategis kementerian yang ditetapkan. Dibandingkan dengan alokasi anggaran seluruh kementerian dan lembaga sebesar Rp 1.031 trilyun, anggaran untuk KLHK itu kurang dari satu persen.

Hubungan antara korupsi dan perlindungan lingkungan, untuk kasus di Malaysia, Indonesia dan Filipina, telah pula dianalisis secara ekonometrik berdasarkan data periode 1970-2017. Hasil ini membuktikan bahwa dalam jangka panjang semakin tinggi tingkat korupsi menyebabkan semakin banyak pencemaran lingkungan. 

Salah satu contoh yang dikemukakan yaitu terjadinya pembuangan limbah ilegal dan kegiatan bisnis ilegal yang sangat berpengaruh terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup (Ridzuan, dkk 2019). Hal senada dialami oleh 16 negara di kawasan selatan Afrika, bahwa korupsi berdampak negatif terhadap kelestarian lingkungan (Ganda, 2020).

Hasil  kajian korupsi di bidang industri tambang, irigasi, pertanian, kehutanan, perikanan, dan kegiatan konservasi dengan fokus pada pengelolaan kawasan lindung dan perdagangan satwa liar, membuktikan bahwa korupsi di bidang tersebut bersifat sistemik (Tacconi dan Williams, 2020). Korupsi itu secara signifikan memiliki dampak negatif bagi lingkungan dan ekonomi dan pada gilirannya menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan sosial.

Berbagai kenyataan di atas menunjukkan bahwa upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan fungsi lingkungan hidup global, nasional maupun lokal tidak dapat dipisahkan dari upaya untuk memberantas korupsi. Korupsi telah terbukti menjadi sarana ampuh untuk dapat mengendurkan norma-norma dan praktek perlindungan lingkungan hidup ●

Thursday, June 18, 2020

Mengagumimu Adalah Anugrah (Kisahku Mengejarmu)


Namaku jekson , aku mengenalnya sejak SD ,bagiku mengukir sebuah cerita tentangnya adalah salah satu yang membuat hatiku sangat sangat bahagia,ketika itu ditahun 2008 awal pertama kali aku melihat seseorang bagai bidadari yang membuat aku hilang akal. Aku tak menyangka bahwa selama ini aku sekolah di sekolah dasar yang salah satu muridnya adalah seorang bidadari, setiap kali aku melihatnya ,bumi seakan berhenti dan menunjukkan keindahannya,angin yang berhembus kencang ,menyejukkan hati ini, senyuman mu pertama aku melihatnya aku tertegun seperti melihat fajar pagi hari dalam genggaman awan yang menunjukkan betapa indahnya ciptaan Tuhan,

Hatiku selalu mendoakanmu sampai hari dan saat ini, dan aku memendamnya sampai aku masuk smp. Aku terbilang sebagai murid yang nakal yang selalu menjadi bahan incaran guru yang selalu menjadi sumber masalah.( aku akan ceritakan nanti setelah jumlah viewernya 2000an )sampai akhirnya aku pun masuk dalam kelas IX smp dan dia pun masuk ke kelas VII Smp. Dia adalah perempuan yang rajin ,baik,ramah dan bersahaja juga pintar. Bahkan dia selalu menjadi juara 1 ketika dia SD, dan aku tidak menyangka dia masuk ke sekolah di tempat yang terpencil seperti ini  ( kami adalah satu desa dulu dia tinggal di desa seberang namun dia dan keluarganya pindah ke desa kami ). Karena kecantikan dan kebaikannya itulah dia banyak disukai oleh lelaki. Banyak yang senang sama dia bahkan banyak juga yang mendekati dia. Jujur, aku salah satu yang sangat mencintai dia,namun apalah daya, kami bak langit dan bumi.
            Aku adalah orang yang sangat nakal makanya aku merasa dia tidak pernah memandangku sedikitpun. Dia hanya fokus sama buku dan teman-temannya, maklumlah dia orang pintar.dan kesehariannya selalu dihabiskan diperpustakaan. Namun, heranku sekian banyak laki laki yang datang dan menembak dia untuk menjadi pacar tak satupun dia terima, padahal yang menembak dia adalah laki laki yang ganteng pintar bahkan dari orang berada. Muncul dihatiku pendapat bahwa orang seperti itu saja dia tolak apalagilah kaya aku ini yang gembel tak menentu. Akupun terus-terusan memendam perasaanku sampai akhirnya kawan kawanku yang sebangsa jin ( sebutan untuk geng kami di smp karna kami adalah orang pembuat onar ) tahu perasaanku dan selalu memotivasi aku untuk mendekatinya. 
          Disuatu ketika aku dipaksa mama untuk bergereja. Aku sangat berat untuk menolaknya walaupun sebenarnya aku tak bisa menolak ajakan mamaku untuk beribadah. Saat digereja aku melihat dia. ketika persembahan ke depan, aku melihatnya dengan indah parasnya di depan dan dengan iseng aku berkata dalam hatiku:
 "ya Tuhan jika dia melihat aku berarti dia jodohku" ( berdoa dan bergumam dalam hati ) 
            Entah, tak tahu mengapa dan hatiku seperti disambar petir ketika wajah cantiknya melihat ku dan tersenyum kepadaku….Ya Tuhan seperti ingin terbang rasanya. Bahagia tak tau mau berkata apa.  Apakah ini rencana Tuhan? Entahlah aku tak mau berharap banyak.
            Esoknya aku belum bisa melupakan tatapannya padaku terlebih doaku sewaktu di gereja itu. hari itu adalah upacara bendera hal yang rutin dilaksanakan di setiap sekolah, tidak begitu dengan kami ,aku dan beserta para anggota geng jarang mengikuti upacara. Maklum, kaum barbar suka di kantin saja , dan saat upacara selesai kami pun masuk ke kelas dan belajar seperti biasa.
            Dan setelah 2 jam belajar kami di istirahatkan karna guru mengadakan rapat, karena ada suatu masalah. Maka kamipun Freeles (Jam Bebas) , dan disaat itulah aku melihat dia didekati oleh seseorang, kurasa kawan sekelasnya sih( kalau tidak salah ). Aku bagaikan kesambar petir di pagi hari, pasas rasanya hati ini, dan saat itu juga aku ingin memberikan si kawan itu pelajaran, setelah dia masuk kekelasnya dan meninggalkan laki laki itu, akupun menyuruh kawan-kawanku untuk membawanya ke belakang sekolah dan aku akan memberikan pelajaran kepadanya. aku sepertinya cemburu buta.
“Kau ngapai dekat2 sama si Yolanda?” tanyaku dengan marah.
“Maaf bang aku hanya becanda2 saja sama dia”  katanya ketakutan.
         Tak kusadari aku memberikan pukulanku tepat di perutnya,dan dia pun meringis kesakitan dan aku bilang sama dia ,sekali lagi:
“kau dekati,kuinjak kepalamu” seraya meninggalkan dia.
            Berita itu tersebar sampai satu sekolah dan membuat geger sekelas dan cara pandang si Yolanda sama ku agak menyimpan rasa jijik dan marah, tapi apa yang kuperbuat telah melukai hatinya dan disaat itupun aku jadi liar tak menentu. Kerjaanku pun hanya berantam dan berantam saja, hingga satu ketika ,aku ditantang oleh seorang anak yang nakal dari kelas lain untuk berduel dengannya. , aku adalah pribadi yang tak suka ditantang namun dia menjual samaku maka akan kubeli.  Siang setelah pulang sekolah, selepas bunyi bel, aku menunggunya di kuburan belakang sekolah, ditemani banyak kawan dari geng jin. Tidak berapa lama dia pun datang dan menghunus pukulannya tepat di pipiku aku pun menangkis dan membalas pukulannya dan kami pun beradu pukulan sampai mulutnya berdarah. Aku diam dan terpukul tak percaya aku melihat si Yolanda datang dan memegang tanganku dan berkata:
“kau sudah jagoan? Gak bosan kau?”
            Aku pun diam mematung dan ini kesempatannya memukul aku yang sudah mematung entah karena apa dan aku terjerembab di pangkuan Yolanda… Oh Tuhan ,aku gak merasakan sakit apapun tapi aku merasa sangat bahagia walaupun pipiku benjol dan teman-teman segera melerainya, aku melihat si Yolanda menangis dan bilang:
 “teruskan begini jagoan!!!” dan ia pergi meninggalkan aku.
Aku tak tau apa yang terjadi padanya,aku bingung bukan karna lukaku yg parah,aku tak tau apa yg merasukinya dan aku pun  berencana untuk meminta maaf.
Esoknya aku mendatangi kelasnya (Bersambung).

Catatan : Cerita ini ditulis oleh sahabat saya: Jinggo (samaran) ketua Geng Jin, pada masanya, dengan doa dan harapan "si dia" akan tahu. Jika anda mendukung cinta, tolong sebarkan kisah ini.


Wednesday, June 17, 2020

Opini Toba: Menuju Pentas Politik Kabupaten Toba 2020



                Tobasa  telah berganti nama secara administrasi, dari sebelumnya “Kabupaten Toba Samosir” menjadi “Kabupaten Toba”. Hal ini tentunya adalah sebuah tindakan yang dapat memberikan efek peremajaan seperti halnya nama baru. Segala sesuatu yang baru dapat memberikan nuansa segar dan mengundang ekspektasi tentunya.  Kabupaten Toba bukanlah wilayah administrasi yang baru, umurnya sudah panjang dan telah banyak menampilkan aktor-aktor politik yang canggih dan maju sepanjang usianya, itu sebabnya Kabupaten Toba yang masih sering disebut Tobasa, adalah kabupaten yang terkemuka di Provinsi Sumatera Utara. Entah itu terkemuka dari sudut prestasi yang mana, yang jelas kabupaten Toba dengan keindahannya menawarkan pesona yang mengundang banyak rencana, tergantung siapa yang bisa memenangkan piala kerajaannya, yang dibungkus dalam ruang demokrasi dan regulasi perwakilan rakyat yang terkesan professional dan berkemanusiaan itu.

                Diatas jalanan berbatu yang biasa disebut aspal, pada rute antara kecamatan Borbor, Desa Lumbanrau menuju Kecamatan Habinsaran, yang termasuk wilayah jajahan, eh maksud saya wilayah bagian Kabupaten Toba saya menuliskan beberapa Paragraf ini saat perjalanan. Ditengah ombak mobil yang oleng kiri dan kanan dan memabukkan rasanya, saya seolah menemukan pencerahan. Tepatnya pencerahan yang amat gelap berhubung saat itu malam, terkait indahnya destinasi jalanan ini, seperti bekas aliran sungai yang dipenuhi kerikil dan supirnya seperti seorang bocah petualang yang ingin menguji sebuah destinasi yang nekat membawa mobil angkutan besar di aliran sungai yang telah mengering, dan kami yang dibelakang adalah pemandu sorak yang tertidur karena pusing diayun sepanjang petualangan.

                Perjalanan itu adalah sebuah fakta, jalanan itu ada dan dapat dibuktikan keberadaannya. Itu adalah suatu kesuksesan kabupaten Toba menampilkan keterkemukaannya, yakni menjadikan jalan yang adalah infrastruktur menjadi wahana destinasi wisata yang menjanjikan, bahkan tanpa proses proposal dan regulasi pengadaan yang rumit. Sungguh luar biasa. Anda harus hadir ditempat itu untuk dapat menyaksikan suatu kemajuan dan kecanggihan yang dapat ditunjukkan oleh suatu pemerintahan yang pernah ada di muka bumi.
                Pada akhirnya, pemegang tampuk kerajaan, yang mungkin sering disebut kabupaten itu, akan segera berakhir. 2020 akan menawarkan kembali singgasana kursi putar yang penuh tanggungjawab dan juga penuh kas tentunya. Pentas ini sudah digelar sejak nama-nama dibacakan, berbagai cara dan tehnik jitu akan segera keluar untuk mencari simpati dan menebar pesona untuk mendapat hati. Toba adalah rakyat, dan rakyatnya suka menonton, suka meminta dan suka juga cari simpati, suka mengaku miskin dan juga suka menghakimi. Ini adalah penilaian yang relevan, karena saya juga adalah rakyat kabupaten Toba, saya suka menonton, menonton apa saja warna-warni Toba yang dulu dan kini selalu sama, yaitu membatu.
                Saya hanya berani menilai rakyat, karena semua bermula dan bermuara dari sana. Sebab yang berdiri juga pada akhirnya hanyalah seorang rakyat tapi tidak menutup kemungkinan seseorang yang mungkin raja atau keturunannya. siapapun itu, kepalanya atau otaknya mungkin juga ikut batinnya menjadi perwakilan atas semua doa dan harapan, bahkan ia menjadi superhero atau bahkan Villain, dengan tangannya ia mampu membuat orang menangis, tertawa, berduka atau tersenyum. Tulisan ini hanyalah candu seorang peminum, peminum kopi kehidupan dengan gula inspirasi. Acapkali bila pahit mendominasi, segala rintih dan pedih menjerit dari sanubari. untuk Toba ku, berpentaslah. Dan saran saya,
Pilihlah yang bukan seorang Raja, Tapi Rakyat.

Jurnal Theologia: ROH DALAM PANDANGAN AGAMA-AGAMA



1.      Pendahuluan
Setiap agama-agama memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam setiap hal. Di dalam tulisan ini terpadat pandangan-pandangan roh menurut agama-agama. Roh secara umum diartikan sebagai sesuatu yang hidup yang tidak berbadan jasmani yang berakal budi dan berperasaan.[1] Tetapi pemahaman ini tidaklah untuk semua orang dan semua agama. Pemahaman tentang Roh dipengaruhi bagaimana pengalaman mereka tentang roh itu. Maka di bawah ini akan dijelaskan bagaimana pandangan agama-agama tentang Roh itu.
2.      Isi
2.1. Roh Dalam Pandangan Islam
Menurut pandangan Islam, Roh disebut dengan Sang Nabi Suci. Agama Muslim mengetahui bahwa setiap nabi yang benar dari Allah adalah suci dan tanpa dosa. Roh yang digunakan disini dikatakan sebagai nabi. Roh yang benar adalah nabi yang benar, roh yang salah adalah nabi yang salah. Penyebutan Roh Allah diakui oleh agama Islam yang disebut dengan Ruhullah. Roh yang baik yang dikatakan oleh agama islam sebagai nabi yang baik adalah yang menjalani seluruh hidupnya dengan begitu terhormat dan tekun, yang telah mendapat gelar mulia as-saasdiq (orang yang jujur) dan Al amin “jujur” lurus” dapat dipercaya, bahkan daripada para penyembah berhala di negara itu, maka mereka juga mengatakan bahwa Muhammad adalah penjelmaan dari kebenaran Al-amin yang disebut juga dengan Roh Kebenaran.[2]
Roh (Ar.:ar-ruah yaitu angin, nafas). Roh menurut agama Islam adalah zat murni yang tinggi, hidup, dan hakikatnya berbeda dengan tubuh. Roh tidak dapat menyelusup ke dalam kedalam tubuh, tidak larut dan tidak terpecah-pecah yang diberi kepada tubuh atau yang memberi kehidupan pada tubuh selama tubuh itu mampu menerimanya. Roh dala Al- Qur’an juga dikaitkan dengan malaikat dan wahyu. Roh juga mempunyai pengertian yang sama dengan kata an-nafs yang diartikan dengan jiwa. Hal ini mengartikan bahwa roh mempunyai pengertian yang sama dengan an-nafs, hanya perbedaannya terletak pada penggunaannya.[3]
An-nafs ini juga dibagi menjadi tiga macam yaitu jiwa nabatiyang artinya kesempurnaan awal bagi benda alami yang hidup dari segala makan, tumbuh dan berkembang. Jiwa hewani yaitu kesempurnaan awal bagi benda alami yang hidup dari segi mengetahui hal-hal yang kecil dan bergerak dengan kehendak. Jiwa insani yaitu kesempurnaan awal bagi benda yang hidup dari segi melakukan perbuatan dengan potensi akal dan pikiran serta dari segi mengetahui hal-hal yang bersifat umum. Jiwa insani ini jugalah yang dinamakan dengan Roh. Sebelum masuk dan berhubungan dengan tubuh disebut dengan Roh,sedangkan setelah masuk ke dalam tubuh disebut nafs.[4]
Roh juga dipahami sebagai sumber kehidupan dan sumber moral yang baik. Roh juga sesuatu yang halus, bersih dan bebas dari pengaruh hawa nafsu yang merupakan rahasia Allah SWT. Roh juga dibagi dalam 2 bagian yaitu roh hewani yang diartikan dengan jauhar yang halus yang terdapat pada rongga hati jasmani yang merupakan sumber kehidupan, perasaan,gerak, dan penglihatan yang dihubungkan dengan anggota tubuh. Agama Islam juga memahami bahwa hubungan roh dengan jasad mengatakan bahwa jiwa atau roh merupakan bentuk bagi jasad di satu pihak dan jauhar rohani dipihak lain. Roh selalu bekerja melalui jasad dan jasad membentuk sasaran Roh. Roh atau jiwa tidak akan ada jika jasad tidak bersedia menerimanya. Hubungan Roh dengan jasad merupakan hubungan yang saling mempengaruhi. Pada umumnya juga para filsuf Islam mengakui adanya kekekalan roh.[5]
Dalam agama Islam juga dipahami adanya Rohulkudus (ruh al-qudus) yang artinya roh suci. Menurut agama Islam Rohulkudus diberikan Allah SWT untuk mengatur mahluk, menemui orang-orang tertentu untuk menyampaikan pesan dari Allah SWT yang membantu mengokohkan iman manusia dan menyampaikan berita-berita baik lainnya. Rohulkudus memiliki tugas-tugas sebagai berikut:
-          Bertugas menyampaikan wahyu kepada Rasulullah SAW yang dijelaskan dalam firman-Nya. Rohulkudus yang dipahami di sini adalah Jibril.
-          Rohulkudus diutus oleh Allah SWT kepada Nabi Isa AS sebagai bukti kebenaran (mukjizat)-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an.
-          Menemui orang-orang tertentu sesuai dengan kehendak Allah SWT, sebagai firman-Nya.
-          Rohulkudus menemui Tuhan pada saat-saat tertentu, sebagaimana firman-Nya.
-          Rohulkudus adalah Malaikat Jibril dan termasuk mahluk ciptaan Allah SWT  yang diciptakan-Nya sebelum penciptaan makhluk lainnya.[6]

2.2. Roh Dalam Pandangan Hindu
Dalam agama Hindu Roh dipahami bahwa mahluk hidup sudah diuraikan sebagai roh yang tidak bersifat material yang sanggup mengangkat dirinyasampai keinsafan diri dengan berbagai jenis Yoga. Roh dipahami sebagai roh yang utama yaitu bentuk Tuhan yang bersemayam di dalam hati. Sehingga agama hindu memahami bahwa kebenaran yang paling utama dan kekuatan yang memelihara segala sesuatu baik material maupun rohani itulah roh yang utama. Krisna dikatakan sebagai Roh yang utama yang bersemayam di dalam hati semua orang. Tidak ada perbedaan diantara Roh-Roh Yang Utama yang jumlahnya tidak terhingga yang bersemayam di dalam hati para mahluk yang jumlahnya tidak dapat dihitung. Di dalam pemahaman agama Hindu juga, bahwa ada Roh yang individual yang menumpang di dalam kereta badan jasmani, yang dikendalikan oleh pikiran. Roh ini menikmati dan mengalami penderitaan sesuai dengan pengendalian oleh pemikiran, dan indria-indria. Mereka memahami bahwa Roh berkaitan dengan hal rohaniah. Demikian juga dengan kelahiran-kematian, usia tua dan penyakit mempengaruhi badan rohani yang lain, tetapi bagian roh yaitu badan rohani tidak dipengaruhi. Badan rohani yang merupakan roh tidak mengalami kelahiran, kematian, usia tua maupun penyakit. Dengan memiliki badan rohani yang menjadi Rekan Keprsibadian Tuhan Yang Mahaesa dengan sungguh-sungguh maka akan mencapai kebebasan. “Aham brahmasmi”yang artinya diriku adalah roh. Seseorang dikatakan hendaknya mengerti bahwa dirinya adalah Brahman atau Roh.[7]
Dalam penghayatan agama Hindu, muncul bentuk upacara-upacara harian yang dilaksanakan di tempat-tempat yang berkaitan dengan kehidupan manusia sehari-hari. Tradisi ini merupakan hal terpenting terutama di dalam masyarakat Bali yang beragama Hindu. Tradisi mereka sangat mementingkan keseimbangan roh jahat (adharma)dan roh baik (dharma). Untuk menyeimbangkan ini di buatlah upacara sesajen.[8]
Dalam hukum karma universal yang terdapat di dalam agama Hindu, hal itu tidak dapat di pahami dalam pengertian dimensi fisik, seperti malaikat. Sesuai dengan pemahaman ini juga bahwa roh juga dapat memberi karma tambahan dengan cara mengikuti kejahatan. Karena roh-roh tersebut memilih untuk tetap tinggal di bumi, mereka mempunyai energi yang bisa untuk saling ketertarikan, atau kekuatan-kekuatan kelemahan.[9]
2.3. Roh Dalam  Pandangan Agama Weda Purba
Menurut kitab-kitab Weda Samhita ada dua golongan zat hidup, yang kedudukannya lebih tinggi daripada manusia yakni dewa-dewa yang bersikap murah terhadap manusia dan berkenaan menerima pujaan manusia, dan para roh jahat yang bersikap memusihi manusia yang harus dilawan oleh manusia dengan pertologan para dewata dengan upacar-upacar keagamaan. Ada dua golongan roh jahat menurut agama Weda Purba yaitu roh jahat yang tinggi martabatnya dan roh inilah yang menjadi musuh para dewa. Contohnya adalah Wrta yang merupakan musuh dari dewa Indra, yaitu roh yang menguasai musim kemarau. Kemudian roh jahat tang tergolong rendah martabatanya adalah Raksa yang sering menampakkan diri sebagai binatang atau sebagai manusia ayang memakan daging mentah atau jenajah.[10]
2.4. Roh Menurut Agama Buddha
Menurut pemahaman agama Buddha, ada yang dinamakan dengan roh jahat. Roh jahat yang dimaksudkan di sini adalah yang merintangi usaha Siddharta ketika dia sedang berusaha dengan sekerasnya mendapatkan pencerahan yang sempurna. Maka iblis menyuruh roh jahat tersebut untuk mengganggu. Dalam pemahamannya di sini berarti roh jahat merupakan suruhan si iblis, yang menjelma dengan wujud yang berbeda-beda.[11]
Pemahaman tentang roh juga dalam agama Buddha ialah kaitannya dengan kehidupan manusia dengan indera-indera yang ada padanya. Semua indera ini terkait dengan dari pada roh dan benda atau keadaan batin dan lahir (namarupa), roh dan benda bergantung dari pada kesadaran (wijnana).[12]
2.5. Roh Dalam Pemahaman Agama Kristen
Menurut pemahaman agama Kristen, dalam Perjanjian Lama kata roh diterjemahkan dari kata ruakh yang berarti roh atau nafas. Nafas atau kehidupan bersifat kekal yang diberikan oleh Allah sebagai yang maha kuasa atas seluruh ciptaan dan roh tidak dapat dikontrol oleh manusia.[13]  Dalam kehidupan orang Yahudi, Roh (ruakh) dipahami sebagai bagian dari Allah. Dalam perjalanan sejarah dunia, mulai dari penciptaan, Roh turut ambil bagian dalam penciptaan (Kej. 1:2). Hal tersebut menandakan bahwa Roh adalah Allah. Dalam hubungannya dengan karya penyelamatan terhadap manusia, Roh hanya hadir dan melakukan karya dalam diri orang-orang tertentu, misalnya kepada nabi-nabi dan raja-raja yang memimpin Isreal (Bilangan 11: 25; 1 Samuel 10:10; 16:13;18). Roh Allah hinggap pada diri orang tertentu seperti Musa untuk menuntun umat keluar dari perbudakan. Namun Roh Allah ini juga tidak tetap pada diri orang tertentu dan bisa keluar (1 Samuel 10:13).
Dari dua bahasa yaitu ruakh (bahasa Ibrani) dan pneuma (bahasa Yunani), maka Roh Kudus dapat dirumuskan sebagai Allah yang bertindak. Dari kedua bahasa ini “Roh” mula-mula dan pertama-tama berarti “angin” atau “badai”. Kemudian pengertian ini beralih menjadi “gerakan udara” yang disebabkan oleh nafas. Pada perkembangan berikutnya, gerakan tadi dipahami sebagai asas atau prinsip kehidupan atau daya hidup (vitalitas). Dengan itu roh berarti Allah yang mempunyai daya hidup dan yang mengaruniakan kepada mahlukNya. Dengan kata lain, Roh Kudus sepenuhnya adalah Allah, dan bahwa dalam setiap jenis tindakan Allah kita berhadapan dengan Allah yang esa dan yang sama.[14]   
2.6. Roh Menurut Kepercayaan Orang Batak
Dalam agama Batak Kuno Toba, immanen dewa yang tinggi dicerminkan oleh silsilah kehidupan orang Batak yang dilihat sebagai keberadaan alam semesta yaitu lambang kreatifitas yang sudah ditakdirkan Tuhan. Kekuasaan, penghakiman dari dewa tertinggi menyebabkan berbagai kehidupan yang dinamis. Peran penting dimainkan oleh peran Debata Na Tolu yang merupakan keterlibatan dari Mula Jadi Na Bolon. Sifat imanennya dicerminkan melalui tondi (roh). Setiap individu mempunyi tondi. Suatu misteri yang paling dalam mengenai tondi adalah dalam upacara agama dan pemujaan terhadap dewa. Tondi tidak dapat terpisah dari hidup manusia. Tondi adalah yang mengendalikan manusia baik dalam keadaan sakit, baik dalam keadaan sehat dan juga dalam setiap kehidupannya[15].
Tondi orang-orang hidup, orang-orang meninggal dan mereka yang akan lahir adalah bersama dewata tertinggi melalui pancaran kuasa Mula Jadi Na Bolon terhadap Batara Guru sebagai “pandapotan ni tondi”, berada dalam semua mahluk. Melalui Batara Guru sebagai sumber roh manusia, melekat dengan segala sesuatu atau hadir di segala tempat.[16]
Pribahasa batak mengatakan “yang hidup memiliki roh dan yang mati memiliki sahala”. Dari kedua bagian itu dapat kita lihat:
  1. roh yang hidup ialah roh yang hidup di bumi, dan dia dapat dilihat
  2. roh sahala ialah roh yang hidup ketika mati hadewataon, dan itu tidak nampak.
Roh yang hidup dalam kebudayaan batak adalah roh manusia, roh raja, roh orang miskin, roh padi, roh rumah, roh hula-hula, roh ni boru, dll. Dan roh sahala “roh yang mulia” dalam kebudayaan batak yaitu sahala orang tua yang meninggal, sahala ni ompung yang meninggal. Roh itu dapat hidup jika dilakukan upacara/ adat batak, misalnya roh debata dari adat hadewataon, roh manusia dari adat kemanusiaan, roh hula-hula dari adat parhula-hulaon, dll. Karena dipercaya dalam upacara adat itulah hidup roh-roh itu. Jadi di upacara adat itulah hidup roh dan sahala. Sahala tidak dapat dilihat dari mata fisik melainkan dari mata nurani. Sahal dapat terus hidup  dan mulia apabila dilakukan penyembahan terus menerus kepada arwah nenek moyang itu. Bagi orang batak orang yang hidup dalah orang yang memiliki roh. Adat batak mempercayai “martondi na mangolu, marsahala naung mate, asa molo martondi na mangolu di tano on dina tinanda dohot na niida di adat hajolmaon, laos songon I do marsahala naung mate mangolu di adat hadewataon, ala tondi do mambahen mangolu, sahala do mambahen simangot manang marsimangot”. Bagi orang batak ada juga hata na marsimangot yaitu perkataan yang berisi ajaran-ajaran yang baik dan berbuah dari roh nenek moyang. Perkataan yang menghasilkan buah itulah perkataan yang benar dan yang memikili sahala.



[1] Lih. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka, 1995. hlm. 845.
[2] Lih. Ahmed Deedat, The Choice (Dialog Islam Kristen), Pustaka AL- Kautsar 1994: hlm. 60-62.
[3] Lih. Roh, dalam Ensiklopedi Islam 4 (Nah- Sya), Ichtiar Baru van Hoeve, Jakarta 1994: hlm. 174.
[4] Hal. Roh, dalam Ensiklopedia Islam 4 (Nah-Sya): hlm.  174.
[5] Hal. Roh, dalam Ensiklopedia Islam 4 (Nah-Sya): hlm. 175.
[6] Hal. Rohulkudus, dalam Ensiklopedia Islam 4 (Nah-Sya): hlm. 178.
[7] Lih. Sri Srimad A.C Bhaktivedanta Swami Prabhupada, Bhagavad- Gita (Menurut Aslinya), Hanuman Sakti, Jakarta 2000: hlm. 363-410.
[8] Lih. Herkulanu Entangai, Pendidikan Agama Katolik (Dewasa Dalam Komunikasi Iman), Grasindo: dalam Google Book.
[9] Lih. Gary Zukav, The Seat Of The Soul (Visi Baru Tentang Takdir Manusia), Pustaka Alpabet, Jakarta 2006: hlm. 186.
[10] Lih. Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Buddha, BPK Gunung Mulia, Jakarta 1994: hlm. 18-19.
[11] Lih. Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Buddha: hlm. 62.
[12]  Lih. Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Buddha: hlm. 68.
[13] Bnd. Roh Kudus adalah Roh Allah, Roh kebenaran, Roh Tuhan, Roh Yesus, Roh penghibur. Roh Kudus dilambangkan dengan nafas, angin, merpati, jari Allah, api. Kepelbagaian yang menggambarkan Roh Kudus tersebut membantu untuk menerangkan identitas dan kerja Roh. Pemberitaan PL menerangkan Roh Kudus sebagai suatu aktivitas yang impersonal, tidak berpribadi. Namun Allah hadir secara pribadi dan berkuasa melalui RohNya. Alkitab memuat adanya adanya gerakan dalam pekerjaan Roh Kudus dari yang eksternal ke yang internal, dari yang  lahiriah ke yang batiniah, dan dari penerapan atas “keadaan” ke penerapan atas “watak”. Ihwal yang ragawi dan amoral menuju ke yang rohani dan moral dalam buku J. D. Douglas, Roh Kudus, Ensiklopedia Masa Kini Jilid II, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1995), hlm. 318.
[14]Lih.  Nazarius Rumpak, Masa Roh Kudus dan Kasih Karunia, BPK Gunung Mulia, Jakarta 2001: hlm. 13.
[15] Lih. Anicetus B. Sinaga, The Toba Batak High God Transendence and Immanence, (St. Augustin West Germany, Antropos Institue, vol 38): hal. 107.

[16] Lih. Darwin Lumban Tobing, “Gerak Jiwa dan Tortor Batak Pada Pesta Gereja”, (Dalam Pemikiran Tentang Batak Jubileum 125 tahun HKBP), disunting B.A. Simanjuntak, universitas HKBP Nomensen, Medan 1998: hal. 136.